Kamis, 18 Oktober 2012

Pindah pindahhh..

Selamat pagi, :)
Disuasana pagi yang cerah di ruang tengahnya kampus dengan posisi rada menyudut ke dinding-untuk sebuah colokan. :D

Kalau boleh curhat sebenarnya ini masa riwehnya aku, bagaimana tidak, baru pindah kosan semalam, mengangkut barang berdua adek dan Alhamdulillah udah keangkut semua, tapi kosannya masih berantakan, semalam saja hampir jam dua baru tidur, cuma berberes buat tempat tidur sementara, dan pagi ini aku sudah ada di kampus karena ada kuliah bahasa inggris dengan meninggalkan adek dan kosan yang berantakan tadi. Dan na'asnya Dosennya berhalangan hadir, alhasil, menyudutlah aku disini. :)

Pindah..
Kalau dah menyangkut sama kata satu ini, pastilah yang kepikir pertamanya itu repot. iya..lumayan repot, angkut-angkut barang,beres-beres, belum lagi kalau sudah bawa perasaan, kadang untuk pindah itu kita juga perlu mempersiapkan perasaan karena tak jarang ada rasa sedih untuk meninggalkan tempat yang menjadi persinggahan kita dulu dan 'meninggalkan' orang-orang disekitar tempat yang akan kita tinggalkan tersebut. Ibu Kos, beliau lah yang membuat aku cukup sedih untuk meninggalkan kosan yang lama ini, dengan umur sudah kepala tujuh Ibu kos yang masih segar dan cukup kuat untuk mengangkut air seember buat menyiram tanaman di pekarangan, kebiasaannya yang mengangkat jemuran kalau aku belum pulang kuliah dan berpergian . Dan perasaan sedih ku bersambut dengan setiap kali jumpa Ibu, selalu percakapan serupa terjadi.

"kenapa pindah atuh neng?, nanti Ibu gak ada temennya lagi"
"hm..hehe" ,sambil nyengir gak enakan, mau bales ngomong Ibunya udah ngomong duluan.
"ya udah, Ibu doakan suskses ya neng, besok-besok maen ke sini atuh ya.."
"iya Bu',, nuhun.." :)

Sepertinya aku akan sangat merindukannya, beliau mengingatkan ku dengan Alm. Nyai. Ya, apa boleh buat, aku mesti pindah dengan berbagai macam pertimbangan. 

Dari perpindahan ini aku belajar, terkadang memang takut, sulit dan waswas untuk mencoba "hal" baru, tapi untuk sebuah tujuan dan alasan tertentu kadang kita mesti mempunyai keberanian mencoba dan mengikhlaskan yang lama. Kita harus tahu kapan waktunya bertahan dan kapan saatnya melepaskan. Karena hidup memberikan pilihan.